Sunday, November 27, 2011

Muhammad Rois Rinaldi

GELANGGANG

wahai engkau anak tepi jalan
jika sudah menyangkut urusan perut
tak usah menatap heran seperti itu
mata-mata sudah menjadi buta
nurani ada pada lembaran uang
dan Tuhan, entah di kemanakan

ribuan anak digiring ke sekolah
dicekoki sejarah manusia purba
sedangkan dirimu menggiring hari
menatap kepurbaan manusia

meski penghuni istana berpesta atas dirimu
gunung-gunung itu masih menjulang tinggi
pundak keringmu mampu mengusung mimpi

ini hanya masalah pertarungan dan pertaruhan
antara menjual dan terjual dalam perdagangan

tak usah heran
bentang jalan masih sangat panjang
percayalah,
pada akhirnya kau yang akan menang

CILEGON-BANTEN
27-11-2011
HUJAN

seorang wanita renta memutar-putar tasbih, penuh takjub hati tengadah penuh pada Tuhannya, di ruang yang lain seorang cucu memanggil neneknya, ketakutan, hujan menutup jendela, petir menyambar suara-suara.

HUJAN II
... ... ...
"kenapa hujan enggan menyentuhku?" tanyaku pada sepi
lantas dari seberang hujan kulihat gelap berlari cepat ke arahku

KELAK

kelak kau juga akan tahu, seperti apa rupa hatiku
ketika kau begitu semangat menggali kuburmu sendiri

KELAK II

di saat kau melintasi kota dan seluruh penghuni meludahimu
kau akan mengingatku

25/11/11/CILEGON
PERWAJAHAN NEGERI

tuan, telah tersuguh sesajen hati, ampela juga jantung
kemarilah, bawa darah segar juga airmata paling amis
silahkan naik podium, telah disiapkan kata-kata indah
takkan ada yang berani memotong kalimatmu
majlis ini sudah seperti pemakaman

jangan lupa kata ganti "kami"
karena aku dan mereka ada di belakangmu
kau seret di jalan-jalan, memutari pemukiman
dan kardus tempat kami mendengkur
berpilarkan bendera-benderamu

wajah warna-warni menghiasi dinding kami
merah, sumpah serapah penuh luka
kuning, kemuning sawah kami
menjadi penyumbang istanamu
segenggam pun tak kau beri
kemarau di lambung perih!
biru, langit kami tuan
diselimuti awan hitam
dan putih?
kami nyaris buta warna!

majlis ini telah menjadi pemakaman suara
tempat menyajikan diri tanpa harga
silahkan dimulai, bacalah kalimatkalimat Tuhan
meski beraroma dusta, kita amini bersama

Serang - Banten
Komunitas K
alam Fatahillah
26-11-2011
 

No comments:

Post a Comment